Dalam hidup, kita tidak lepas dari berbagai ujian dan cobaan.
Terkadang ujian itu dapat kita lalui tanpa kesulitan berarti. Tapi
kadang, cobaan yang kita terima sangat berat sampai rasanya kita tak
sanggup menanggungnya. Pada saat seperti itu, kita mungkin merasa
sebagai orang yang paling malang sedunia. Seakan-akan Allah
meninggalkan kita, membiarkan kita terbenam dalam kesulitan.
Namun, Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari).
Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi).
Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan),
diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang
menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari).
Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari).
Cobaan atau kesulitan terkecil pun, ketika kita menerimanya dengan
ikhlas, maka berguguran dosa-dosa kita lagi bertambah kebaikan kita.
Berlawanan dengan apa yang kadang terlintas di pikiran kita, ujian dan
cobaan justru merupakan bentuk kasih sayang Allah swt. kepada kita.
Ketika mendapat ujian, kita juga mendapat kesempatan untuk mendekatkan
diri dan menaikkan derajat kita di hadapan Allah swt. Semakin berat
cobaan kita, semakin besar pula kebaikan yang akan kita terima ketika
berhasil melaluinya.
Rasulullah saw. bersabda:
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya
ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi
suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya
manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah
Saw, ‘Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan
cobaannya?’” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru
(menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji
menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai
dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras).
Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih
dari dosa-dosa. (HR. Bukhari).
Ujian dan cobaan juga merupakan cara Allah swt. untuk menutupi
kekurangan amal kita, menempa kita menjadi diri yang lebih baik, serta
meletakkan kita pada posisi yang lebih baik, di dunia dan akhirat.
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw.:
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak
dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan
mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani).
Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad).
Allah menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana
seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar
emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga
yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke
luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani).
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 286 menyebutkan bahwa “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”.
Maka seberat apapun ujian yang kita terima, kita pasti mampu
melewatinya. Hanya saja, terkadang kita tidak menyadari sekuat apa diri
kita, sebesar apa potensi dalam diri kita. Allah lebih mengetahui
kemampuan kita, dan Dia bersama kita dalam setiap kesulitan, juga
menjanjikan adanya kemudahan setelah setiap kesulitan, jika kita tidak
menyerah menghadapinya. Memohonlah kepada-Nya dan bersabarlah, niscaya
rahmat, berkah, dan keselamatan akan kita dapatkan.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi
lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka
keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi).
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” . Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 155-157).
- Back to Home »
- DOA , HADITS , ILMU ISLAM , KELUARGA , KISAH ISLAM , MOZAIK »
- Ujian dan Cobaan: Penggugur Dosa, Penambah Kebaikan
Posted by : suqa bintang
Selasa, 19 Agustus 2014