- Back to Home »
- DOA , ILMU ISLAM , KELUARGA , MOZAIK »
- DO'A KEUTUHAN RUMAH TANGGA
Posted by : suqa bintang
Minggu, 10 Agustus 2014
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillaahirrahmanirrahiim
Betapa banyak rumah tangga diselamatkan oleh Allah dari kehancuran,
karena doa seorang suami atau istri untuk pasangannya. Doa, bisa
mengubah sesuatu yang sepertinya tak mungkin, menjadi mungkin. Tentu
saja, dengan izin Allah ta’aala.
Sebagai contoh kongkrit, marilah
kita simak penuturan seorang suami yang dahulunya selalu memperlakukan
istrinya dengan kasar dan semena-mena. Ia berkata, “Bila aku tidak
menemukan pakaianku terletak di tempatnya, langsung saja aku dengan
kemarahan dan kalap memukulinya dan menempeleng wajahnya. Begitu juga
bila kurang garam dalam makananku. Betapa malangnya dia. Aku bertambah
marah dan naik pitam bila dia menasihatiku. Jika dia menyuruhku shalat,
aku pun marah dan justru menghidupkan musik. Kadang aku juga memaksanya
menghadiri tempat-tempat atau berbagai pesta yang tidak layak dihadiri
oleh seorang wanita muslimah.”
Istrinya pun dihadapkan pada dua
pilihan. Meminta cerai, atau bersabar serta mengadukan segalanya hanya
kepada Allah ta’ala, serta meminta solusi kepada-Nya? Ia yang masih
memiliki rasa cinta kepada suaminya, memilih alternatif kedua. Setiap
malam, pada waktu sahur ia bermunajat kepada Allah ta’ala.
Sang
suami melanjutkan kisahnya. “Terkadang, di malam hari aku bangun dari
tidurku…tidak melihat istriku berbaring di atas ranjang. Maka aku pun
bangkit mencarinya. Ternyata ia sedang berdiri menghadap Allah ta’ala
dan merintih dalam doanya. Kejadian seperti ini diulanginya
berkali-kali.
Hingga pada suatu malam, ketika ia sedang menangis
lirih, berdoa kepada Allah dalam shalat malamnya, aku terbangun.
Tangisan dan doanya itu telah membangunkanku. Lalu aku merasakan sakit
di dadaku. Rasa sakit itu menjadikanku mengingat kembali tentang
kehidupanku selama ini, perlakuanku terhadapnya…terbayang…terus
terbayang dengan jelas. Sementara ia tetap dalam untaian doanya yang
terdengar pilu di telingaku…betapa tidak? Ia memohonkan untukku sebuah
hidayah dan kebaikan tingkah laku….
Dengan sigap, aku bangkit
bergegas menuju tempat wudhu, yang selama ini selalu kujauhi… Aku mulai
berwudhu kemudian shalat berjamaah subuh di masjid. Sejak saat itulah
aku mulai mengenali diriku dan istriku dalam posisi yang kontradiktif.
Ia penuh kesabaran dan taat beribadah. Sebaliknya diriku, penuh
kemarahan dan sangat ingkar terhadap ibadah.”
Bagaimana akhir
kisah ini? Mari kita simak penuturan sahabat lelaki itu. Dia berkata,
“Demi Allah…sekarang ini aku berharap bisa berbuat seperti yang dia
perbuat kepada istrinya…Kepribadiannya begitu sopan, lembut, dan
kewaraannya luar biasa. Bertolak belakang dengan sikap sebelumnya….Kini
ia terpilih sebagai petugas muadzin di salah satu masjid jami’ di kota
kami tinggal. Sungguh jiwanya telah melekat dengan masjid, padahal
dahulunya sangat jauh. Maha Suci Allah yang membolak-balikkan hati.” [1]
Contoh-contoh lain bisa kita temui di sekitar kita, atau kita baca pada buku-buku kisah nyata.
Terasa sempitnya hidup ini, atau berbagai gambaran negatif yang sering
terbentuk saat melihat kejadian-kejadian di hadapan kita, kerap menyeret
kita ke arah ketidakbahagiaan. Salah satu penyebab hal itu adalah
keengganan kita mendoakan orang lain. Cobalah Anda berdoa agar Allah
ta’ala melapangkan hati pasangan, insya Allah, kelapangan hati pun akan
Anda dapatkan.
Ini sejalan dengan hadits Nabi shollallohu ‘alaihi
wa sallam, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Di
atas kepalanya ada malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia
berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut
berkata ’aamiin’ dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.”
(Riwayat Muslim)
Jadi…, mari berdoa untuk pasangan kita tercinta...
Footnote:
[1] Sumber: Website al-Jawaahir al Islamiyyah (dikutip dari buku, “Jangan Berputus Asa, Akhirnya Pertolongan Itu Datang…” Ahmad bin Salim Ba Duwailan. Pustaka Ibnu Katsir)
[1] Sumber: Website al-Jawaahir al Islamiyyah (dikutip dari buku, “Jangan Berputus Asa, Akhirnya Pertolongan Itu Datang…” Ahmad bin Salim Ba Duwailan. Pustaka Ibnu Katsir)
Semoga Risalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Robbal'Alamiin